Senin, 24 Mei 2010

Titisan Michael Jackson di China

Selasa, 25 Mei 2010 - 10:49 wib
text TEXT SIZE :
Share
Hermanto - Okezone
Foto: China Daily

BEIJING - Hampir setahun semenjak kematian raja pop dunia Michael Jackson, tapi semangatnya kini hidup kembali pada seorang anak berusia empat tahun di China. Bocah itu kini menjadi sensasi internasional, karena kepandaiannya berdansa.

Wang Yiming yang kini terkenal dengan nama Xiao Bao atau "harta kecil", telah mengejutkan dunia karena gerakan dansanya, muncul saat acara televisi 'Ellen' di AS dan tampil saat World Expo 2010 yang dibuka di Shanghai bulan ini.

"Ketika dia masih kecil, kami sering memperdengarkan musik padanya, setelah itu dia bergerak (dansa) seperti itu," ujar Bian Aiqing ibu dari bocah ajaib itu.

"Saat usianya beberapa bulan kami membiarkannya mendengarkan musik dan dia langsung berhenti menangis dan diam," sambungnya seperti dilansir Reuters, Selasa (25/5/2010).

Xiao Bao terlahir secara prematur dan dokter menyarankan untuk sering menggerakkan badannya dengan menggunakan musik, itu akan membantu ototnya yang lemah, tapi orang tuanya terkejut dengan cepatnya dia mengikuti irama.

Xiao Bao kini serius menggeluti karirnya dan mengatakan, tidak menjadi masalah jika suatu saat menjadi terkenal. Tapi kedua orang tuanya tetap menegaskan bahwa pendidikannya adalah yang utama.
(rhs)

Proyek Masjid di New York Temui Rintangan

Selasa, 25 Mei 2010 - 11:32 wib
text TEXT SIZE :
Share
Fajar Nugraha - Okezone
Perkiraan lokasi pembangunan masjid (Foto: AP)

NEW YORK - Rencana pembangunan masjid di atas lahan bekas gedung yang hancur akibat peristiwa runtuhnya World Trade Center di New York, menemui rintangan. Pembangunan masjid tersebut diharuskan mendapatkan persetujuan dari sebuah komisi yang melindungi lahan itu.

Rencana pembangunan masjid dan pusat kebudayaan Islam di atas lahan bekas gedung yang hancur akibat serangan 11 September itu, dianggap dapat merubah peruntukan gedung yang dianggap bersejarah. Gedung itu dibangun pada 1850 bergaya Renaissance Palazzo Italia dan terkenal dengan etalase bajanya. Demikian diberitakan Associated Press, Selasa (25/5/2010).

Komisi Penjaga Kelestarian Gedung New York dijadwalkan untuk melakukan pertemuan guna memutuskan apakah lahan tersebut dapat digunakan untuk pembangunan masjid. Gedung yang berada di wilayah Manhattan ini, memang letaknya hanya sekitar beberapa blok dari ground zero.

Sebelumnya rencana pembangunan Masjid yang diprakarsai oleh American Society for Muslim Advancement dan Cordoba Initiative, menghadapi kecaman keras dari keluarga korban serangan 11 September. Rencana ini juga mendapat tentangan dari aktivis konservatif di New York.

Dewan Masyarakat New York rencananya akan melakukan proses pemungutan suara, untuk memberikan suara apakah untuk mendukung atau menolak proyek ini.
(faj)

http://news.okezone.com/read/2010/05/25/337/336018/jk-almarhum-teladan-para-ibu

Kamis, 18 Februari 2010

Materialisme Versus Islam

Salah satu fitnah zaman modern dewasa ini ialah merebaknya ideologi materialisme. Ideologi ini berdasarkan gagasan bahwa materi, harta atau kekayaan merupakan tolok ukur mulia tidaknya seseorang. Semakin kaya seseorang berarti ia dipandang sebagai orang mulia dan semakin sedikit materi atau harta yang dimilikinya berarti ia dipandang sebagai seorang yang hina dan tidak patut dihormati. Maka di dalam sebuah masyarakat yang telah diwarnai materialisme setiap anggota masyarakat akan berlomba mengumpulkan harta sebanyak mungkin dengan cara bagaimanapun, baik itu jalan halal, syubhat maupun haram.
Dalam sebuah masyarakat berideologi materialisme semua orang manjadi sangat iri dan berambisi menjadi kaya setiap kali melihat ada orang berlimpah harta lewat di tengah kehidupan mereka. Persis sebagaimana masyarakat Mesir di zaman hidupnya seorang tokoh kaya-raya bernama Qarun digambarkan di dalam Al-Qur’an.
فَخَرَجَ عَلَى قَوْمِهِ فِي زِينَتِهِ قَالَ الَّذِينَ يُرِيدُونَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا
يَا لَيْتَ لَنَا مِثْلَ مَا أُوتِيَ قَارُونُ إِنَّهُ لَذُو حَظٍّ عَظِيمٍ
”Maka keluarlah Qarun kepada kaumnya dalam kemegahannya. Berkatalah orang-orang yang menghendaki kehidupan dunia: "Moga-moga kiranya kita mempunyai seperti apa yang telah diberikan kepada Qarun; sesungguhnya ia benar-benar mempunyai keberuntungan yang besar".(QS Al-Qashshash ayat 79)
Zaman kita dewasa inipun keadaannya sangat mirip dengan zaman Qarun tersebut. Berbagai kemewahan tokoh kaya, selebritis, artis, olahragawan dan pejabat dipertontonkan di televisi dan media lainnya sehingga masyarakat berdecak kagum dan tentunya menjadi iri dan berambisi ingin menjadi hartawan seperti mereka pula. Sedemikian kuatnya ambisi tersebut terkadang muncullah berbagai kasus mengerikan di tengah masyarakat. Sebut saja munculnya perdagangan bayi, penjualan organ tubuh, pelacuran, korupsi, pencurian, perampokan dan pengkhianatan para pejuang yang semestinya berada di jalan Allah. Semua dilakukan karena terbuai dengan mimpi ingin secara instan menjadi seorang yang kaya.
Bardasarkan hal ini pantaslah bilamana teladan kita Rasulullah Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam mengajarkan kita suatu prinsip penting dalam hal menghindari berkembangnya kemungkinan faham materialisme di tengah masyarakat. Nabi shollallahu ’alaih wa sallam justeru mengajarkan ummat Islam agar senantiasa rajin memandang kepada kalangan yang kurang beruntung secara materi daripada diri kita sendiri. Hal ini diharapkan akan menumbuhkan rasa syukur dan ridha atas pemberian Allah.
انْظُرُوا إِلَى مَنْ أَسْفَلَ مِنْكُمْ وَلَا تَنْظُرُوا إِلَى مَنْ
هُوَ فَوْقَكُمْ فَهُوَ أَجْدَرُ أَنْ لَا تَزْدَرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ
“Pandanglah orang yang lebih rendah daripada kalian, dan janganlah memandang orang yang di atas kalian. Maka yang demikian itu lebih layak untuk dilakukan agar kalian tidak menganggap remeh akan nikmat Allah yang telah dianugerahkan kepada kalian.” (HR Muslim)
Betapa dalamnya pesan Nabi shollallahu ’alaih wa sallam di atas. Andaikan setiap kita berpegang teguh kepada prinsip di atas niscaya masyarakat akan terhindar dari ideologi materialisme. Tidak mungkin akan muncul suatu anggapan bahwa harta merupakan tolok ukur kemuliaan seseorang. Setiap orang akan senantiasa rajin mensyukuri segenap karunia Allah yang telah diterimanya. Islam mengajarkan bahwa tolok ukur kemuliaan sejati ialah taqwa seseorang kepada Allah.
إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ
”Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu”. (QS Al-Hujurat ayat 13)
Allah tidak pernah berfirman: ”Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling berharta di antara kamu”. Tidak...! Allah jelas tegas menyatakan bahwa taqwa merupakan tolok ukur sesungguhnya mulia-hinanya seseorang di mata Allah. Semakin bertaqwa seseorang berarti semakin mulia dirinya di sisi Allah. Dan sebaliknya semakin tidak bertaqwa seseorang berarti semakin hinalah dirinya di mata Allah Yang Maha Mulia. Dan perkara ini tidak berkaitan dengan banyak-sedikitnya harta yang dimiliki orang tersebut. Bisa jadi seseorang berharta sedikit atau banyak, asalkan ketqwaannya kepada Allah memang tinggi, berarti mulialah dirinya di sisi Allah. Sebaliknya, berapapun kekayaan atau kemisikinan seseorang, bilamana ketaqwaannya kepada Allah sangat tipis, apalagi tidak ada samasekali, berarti orang tersebut hina di dalam pandangan Allah. Taqwa merupakan timbangan sejati bernilai atau tidaknya seseorang dalam pandangan Allah yang Maha Tahu dan Maha Teliti PengetahuanNya.
Maka hadits riwayat Imam Muslim di atas sudah semestinya menjadi pegangan seorang beriman. Hendaklah bila sudah menyangkut urusan harta dan kekayaan seorang muslim janganlah memandang silau kepada orang yang berada di atas dirinya. Tapi sepatutnya ia bersibuk memandang mereka yang lebih rendah daripada dirinya sehingga rasa syukur dan ridha akan pemberian Allah senantiasa terpelihara di dalam dirinya. Bila ia sibuk memandang kepada mereka yang lebih kaya daripada dirinya, niscaya yang muncul adalah keluhan dan ketidakpuasan akan pemberian Allah kepada dirinya. Maka di zaman Qarun hidup ada sebagian masyarakat Mesir yang tetap bersikap benar dalam memandang Qarun. Mereka inilah yang disebut Allah di dalam Al-Qur’an sebagai orang-orang yang berilmu dan mereka sangat faham akan hakekat kemuliaan dan kehinaan di dalam kehidupan fana ini.
وَقَالَ الَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ وَيْلَكُمْ ثَوَابُ اللَّهِ خَيْرٌ
لِمَنْ آمَنَ وَعَمِلَ صَالِحًا وَلا يُلَقَّاهَا إِلا الصَّابِرُونَ
“Berkatalah orang-orang yang dianugerahi ilmu: "Kecelakaan yang besarlah bagimu, pahala Allah adalah lebih baik bagi orang-orang yang beriman dan beramal saleh, dan tidak diperoleh pahala itu kecuali oleh orang-orang yang sabar".(QS Al-Qashshash ayat 80)
Orang-orang yang berilmu sangat sadar bahwa pahala dari Allah karena iman dan amal sholeh seseorang, jauh lebih utama dan berharga daripada sekedar harta dan kekayaan duniawi seperti yang dikumpulkan oleh seorang Qarun. Itulah sebabnya tatkala pada akhirnya Allah mencabut hak kekayaan Qarun dengan mendatangkan bencana yang menghancurkan segenap kekayaan dan diri Qarun, barulah kaum awam yang jahil alias bodoh atau sempit wawasan itu memahami dan menyadari betapa bodohnya diri mereka karena tergiur menginginkan seperti yang dimiliki oleh Qarun.

فَخَسَفْنَا بِهِ وَبِدَارِهِ الأرْضَ فَمَا كَانَ لَهُ مِنْ فِئَةٍ يَنْصُرُونَهُ
مِنْ دُونِ اللَّهِ وَمَا كَانَ مِنَ الْمُنْتَصِرِينَ وَأَصْبَحَ الَّذِينَ
تَمَنَّوْا مَكَانَهُ بِالأمْسِ يَقُولُونَ وَيْكَأَنَّ اللَّهَ يَبْسُطُ الرِّزْقَ
لِمَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ وَيَقْدِرُ لَوْلا أَنْ مَنَّ اللَّهُ عَلَيْنَا
لَخَسَفَ بِنَا وَيْكَأَنَّهُ لا يُفْلِحُ الْكَافِرُونَ
Maka Kami benamkanlah Qarun beserta rumahnya ke dalam bumi. Maka tidak ada baginya suatu golongan pun yang menolongnya terhadap azab Allah. dan tiadalah ia termasuk orang-orang (yang dapat) membela (dirinya). Dan jadilah orang-orang yang kemarin mencita-citakan kedudukan Qarun itu. berkata: "Aduhai. benarlah Allah melapangkan rezeki bagi siapa yang Dia kehendaki dari hamba-hamba-Nya dan menyempitkannya; kalau Allah tidak melimpahkan karunia-Nya atas kita benar-benar Dia telah membenamkan kita (pula). Aduhai benarlah, tidak beruntung orang-orang yang mengingkari (nikmat Allah)". (QS Al-Qashshash ayat 81-82)
Sosok Qarun dan siapapun yang memiliki mental dan sikap seperti dia, adalah sosok yang mengingkari nikmat Allah. Mereka menyangka bahwa kekayaan yang mereka kumpulkan merupakan hasil prestasi dirinya dan tidak ada kaitan dengan Allah yang Maha Menentukan pembagian rezeki manusia. Mereka tidak pernah besyukur kepada Allah akan rezeki yang diterima. Dan mereka tidak pernah memohon rezeki kepada Allah saat dirinya sedang mengalami kesulitan rezeki. Mereka hanya mengandalkan kemampuan dirinya sendiri dalam urusan materi. Mereka inilah kaum yang berideologi materialisme. Sungguh mateialisme tidak sama dengan Islam. Bersyukurlah kita orang beriman memiliki iman dan islam sebagai pegangan hidup. Alhamdulillahi rabbil-’aalamiin.-

HaaRriii Deggg-Degannn qUuu..

AmmmpiEerrr aJa kElepaZAnnn.........
yachhhh.....
Haruzzzz....di Ulanggg lagii decHhh..............................
Tapi.... unTung aja BerhaZillll........HuRReeeeeeee...............
Tadi Kalo Sempet tertUlizzzz...........Izzzzzz......Maluna tak kebaYangggzzzzzzzzzzzzzzzzzzz............
Oh mY goD...........Help me.................

Posting pErtama quuuu

MeqOummmmmm.......
AllHamduliLLLahhh.....Blogg aq da JAdiiii...........
TAnkzzzz to pak SuYYadiii...............
HAriiii niEEEe...... Ceneng kAyakkk.....Langieet coLLLe haRiiiii
YAnnnng Razanna mAnizzzzz KAyyyakkk
GGGulaLLLLi........
HeeeeHeeeeeeeeeee....